Wisata Seks \"Halal\" di Puncak Mendunia Lewat Youtube

2020-02-16 7

Kasus TPPO Wisata seks di Puncak dibongkar polisi. Dalam keterangan pers, sejumlah perempuan dihadirkan pada Jumat (14/2/2020) (Sumber: KOMPASTV/ FERDI)JAKARTA, KOMPAS.TV - Wisata Seks \"Halal\" yang ada di Kawasan Puncak Bogor terbongkar oleh Bareskrim Mabes Polri. Wisata Seks \"Halal\" ini terbongkar karena adanya video promo dari wisata ini dan beredar di luar negeri melalui kanal Youtube.

Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono menjelaskan video ini beredar ke internasional dengan berisi testimoni dari para korban dan pelaku.

\"Video ini beredar ke internasional bahkan ada testimoninya dari para korban dan pelaku,\" kata Brigjen Argo Yuwono, Karo Penmas Divhumas Polri dilansir dari Tribunnews.com (14/2/2020).

Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono memberikan keterangan pada awak media (Sumber: KOMPAS.COM/ DEVINA HALIM)Sebelumnya, Bareskrim Polri mengungkap kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang atau TPPO dengan modus kawin kontrak dan dipekerjakan sebagai Pekerja Seks Komersial atau PSK.

Kasus TPPO yang ada di wilayah Puncak, Bogor, Jawa Barat ini dibongkar Polisi.

Setidaknya ada 4 tersangka yang ditangkap. Empat tersangka yang ditangkap adalah Nunung Nurhayati, Oom Komariah alias Rahma, Saleh dan Devi Octa Renaldi. Keempat tersangka ini ditangkap di lokasi berbeda. Sementara satu tersangka lainnya bernama Almasoud Abdul Azis yang merupakan warga negara asing berperan sebagai pemesan perempuan telah dideportasi ke negara asal

Dalam pengungkapan ini, modus yang dilakukan para pelaku adalah penyedia ataupun penjual perempuan untuk dijadikan PSK, Penghulu dan perantara

Brigjen Pol Ferdy Sambo, Dir Tipidum Bareskrim Polri mengatakan: \"Wisata Seks 'Halal' di Puncak ini sudah menjadi isu internasional. Sehingga kami mencoba menyelidiki di Puncak dan terungkaplah jaringan di mana kita menangkap dua pelaku wanita penyedia perempuan, kemudian ada yang mengkoordinir seluruh kegiatan prostitusi ini yang mencari perempuan dan mencari warga negara asing,\"

Adapun keuntungan yang didapat oleh Muncikari yaitu 40 persen dari harga yang ditentukan. Satu kali kencan, pelaku meminta harga Rp 200 ribu sampai dengan Rp 500 ribu.

Sedangkan, untuk kawin kontrak dengan jangka waktu tiga hingga satu minggu, para pelaku ini mematok Rp 2 juta hingga Rp 10 juta

Praktik kawin kontrak ini sudah dijalankan oleh para tersangka sejak tahun 2015. Target utama mereka adalah warga negara asing yang sedang berlibur ke Puncak, Bogor.

Para tersangka ini dijerat UU TPPO dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara dan denda sebesar 600 juta rupiah.